Senin, 13 Februari 2012

Kebijakan Pengembangan Persuteraan Alam


Kebijakan Pengembangan Persuteraan Alam

            Kebijakan pengembangan persuteraan alam adalah mendorong pelaku usaha memproduksi produk sutera dalam jumlah besar dan berkualitas serta untuk memenuhi permintaan pasar dan ekspor. Kebijakan-kebijakan yang diberlakukan pemerintah melalui Peraturan Bersama Menteri Kehutanan Nomor : P.47/MENHUT-II/2006; Menteri Perindustrian Nomor : 29/M-IND/PER/6/2006 dan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor : 07/PER/M.UMKM/VI/2006 tentang Pembinaan dan Pengembangan Persuteraan Alam Nasional dengan Pendekatan Klaster, sebagai berikut :
1.      Penjaminan Ketersedian Bahan Baku

Kebijakan dikeluarkan untuk memenuhi permintaan bahan baku yang cukup tinggi dan berkelanjutan dari industry pengolahan produk sutera alam serta untuk mendorong investasi baru. Langkah-langkah yang ditempuh adalah
a)      Revitalisasi sentra produksi bibit tanaman murbei dan telur ulat sutera
b)      Optimalisasi produksi dan kualitas pada setiap segmen produksi sutera alam dari sejak tanaman murbei sampai dengan pemasaran
c)      Perluasan lahan tanaman murbei dan pemeliharaan ulat sutera
d)     Fasilitas perizinan dan dukungan permodalan untuk investor bahan baku sutera alam
2.      Peningkatan SDM dan Penguasaan Teknologi Produksi

Kebijakan dikeluarkan untuk meningkatkan produktivitas usaha persuteraan alam melalui peningkatan sumber daya manusia yang terampil dan professional sehingga mampu mengoptimalkan produksi dengan pemanfaatan teknologi maju dan tepat guna. Langkah-langkah yang di tempuh adalah
a)      Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
b)      Pendampingan dan bimbingan teknis kepada usaha persuteraan alam
c)      Pemanfaatan hasil-hasil teknologi litbang oleh usaha persuteraan alam
d)     Perekayasaan teknologi sutera alam
e)      Peningkatan produktivitas dan pengembangan produk sutera alam bernilai tambah tinggi dengan memanfaatkan mesin peralatan dengan teknologi maju dan tepat guna
3.      Standar dan Sertifikasi Produksi Sutera

Kebijakan dikeluarkan untuk meningkatkan daya saing produk sutera alam dengan menerapkan standar mutu produk sutera, baik SNI  maupun standar internasional yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Produk sutera alam akan memperoleh sertifikat yang menjamin mutu sutera bagi kepentingan produsen dan konsumen. Langkah-langkah yang di tempuh adalah
a)      Perumusan dan pengujian standar
b)      Penetapan Standar Nasional Indonesia produk sutera
c)      Pemberian sertifikasi produk sutera alam
4.      Perkuatan Kelembagaan dan Jaringan Kerja Persuteraan Alam

Kebijakan dikeluarkan untuk membangun klaster persuteraan alam nasional yang terintegrasi dari hulu ke hilir serta antara wilayah yang memiliki kelembagaan dan jaringan kerja antar stakeholder persuteraan alam yang tangguh, dalam rangka meningkatkan daya saing industry persuteraan alam nasional. Langkah-langkah yang di tempuh adalah
a)      Perkuatan fungsi dan peran lembaga yang terkait dengan persuteraan alam
b)      Perkuatan dan pengembangan jaringan kerja antara stakeholder persuteraan alam di dalam dan di luar negeri
c)      Perkuatan jaringan kerja antara segmen produksi mulai dari pembibitan murbei dan telur ulat sutera, budidaya, produksi, pemasaran sampai dengan pelayanan paska penjualan
d)     Pendirian lembaga Silk Solution Centre

Pihak terkait (stakeholder) yang memiliki kepentingan dalam pengembangan persuteraan alam memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Stakeholder yang terkait dan kepentingannya antara lain:

  1. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan untuk membangun perekonomian berbasis kerakyatan yang mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat luas terutama masyarakat pedesaan, yaitu dengan cara membuka lapangan kerja, penyerapan tenaga kerja dan penghapusan kemiskinan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan perolehan devisa Negara.

  1. Pelaku usaha
Pelaku usaha memiliki kemampuan, fasilitas produksi dan pasar berkepentingan agar usaha yang dijalankan berkembang menguntungkan dan berkelanjutan.

  1. Petani
Petani selaku pemasok bahan baku (kokon) berkepentingan terhadap kepastian usahanya karena adanya jaminan pasar yang menguntungkan.



  1. Lembaga Keuangan
Lembaga Keuangan (Bank dan Non Bank) mempunyai kepentingan untuk menyalurkan dana yang dimilikinya untuk usaha produktif dari nasabah yang baik dan memberikan keuntungan.

  1. Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pembangunan memiliki kepentingan untuk mengaplikasikan hasil inovasi dan rekayasa teknologi yang dikembangkan ke industry dan menyalurkan tenaga ahli untuk pembimbingan.

  1. Masyarakat Persuteraan Alam Indonesia (MPAI)
MPAI sebagai organisasi petani, perajin dan pedagang persuteraan alam berkepentingan memberikan manfaat bagi anggota dan sebagai mitra kerja pemerintah. MPAI berperan sebagai fasilitator dalam menjembatani kepentingan anggota dengan stakeholder untuk mewujudkan persuteraan alam nasional yang produktif dan berdaya saing.

  1. Silk Solution Centre
Silk Solution Centre (SSC) didirikan untuk mempercepat perkembangan persuteraan alam diperlukan suatu lembaga konsultatif bagi pengusaha persuteraan alam yang dapat mencarikan jalan keluar terhadap semua permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat persuteraan alam Indonesia. Lembaga tersebut perlu mendapat dukungan pemerintah dan tenaga ahli berdedikasi tinggi untuk memajukan persuteraan alam. Tenaga ahli merupakan tenaga tetap yang memiliki keahlian di bidang teknis, manajemen dan sumber daya manusia.

Struktur Organisasi Silk Solution Centre sebagai berikut :
 

Jumat, 10 Februari 2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persuteraan Alam


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persuteraan Alam
Dalam persuteraan alam terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha, antara lain:
  1. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan tempat berusaha/lokasi usaha yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh kegiatan persuteraan alam. Sumber daya alam tersebut, seperti kondisi iklim, tanah dan air yang sangat menentukan keberlanjutan usaha dan keberhasilan budidaya tanaman murbei sampai ulat sutera tersebut menjadi kain sutera.
  1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan penggerak pengelolaan sumber daya alam. SDM yang dibutuhkan dalam keberhasilan persuteraan alam adalah SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi persuteraan alam yang up to date, mahir dan terampil.
  1. Metode (Teknologi dan Manajemen)
Metode yang mempengaruhi keberhasilan persuteraan alam dibagi menjadi 2:
a)      Teknologi
Teknologi merupakan teknik yang harus dikuasai SDM untuk mengolah Sumber Daya Alam, agar menghasilkan produk berlimpah dengan kualitas baik dan berdaya saing tinggi dipasaran. Teknologi dapat mengefisienkan waktu dan memudahkan pekerjaan.
b)      Manajemen
Manajemen adalah alat untuk mencapai suatu tujuan bersama dalam suatu organisasi atau perusahaan. Manajemen yang diperlukan dalam persuteraan alam diantaranya:
ü  Manajemen Produksi
ü  Manajemen SDM
ü  Manajemen Keuangan
ü  Manajemen Pemasaran
  1. Sumber Daya Kapital/Permodalan
Sumber Daya Kapital/Pemodalan merupakan faktor penentu bergeraknya suatu kegiatan usaha persuteraan alam. Seluruh sumber daya akan bergerak dengan adanya pembiayaan.
  1. Pasar dan Pemasaran
Pemasaran merupakan ujung tombak dari kegiatan usaha persuteraan alam. Karena semua aspek yang ada dalam persuteraan alam akan menghasilkan produk persuteraan alam yang harus dapat diterima oleh pasar. Pemasaran tersebut harus mampu menyalurkan produk yang telah dihasilkan dan produk tersebut harus berdasarkan market oriented (sesuai dengan kebutuhan pasar).



Faktor lingkungan yang mempenggaruhi keberhasilan persuteraan alam
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi keberhasilan persuteraan alam, khususnya budidaya tanaman murbei dan pemeliharaan ulat sutera antara lain:
q  Pakan/daun murbei     : 38,2 %
q  Klimat                         : 37 %
q  Teknik Pemeliharaan: 9,3 %
q  Kualitas Telur              : 3,1 %
q  Jenis Ulat Sutera         : 4,2 %
q  Faktor lainnya             : 8,2 %

Rabu, 08 Februari 2012

Prospek perkembangan persuteraan alam


Prospek perkembangan persuteraan alam
Persuteraan indonesia merupakan kelompok agro-industri yang sangat potensial untuk di kembangkan, karena memiliki berbagai keungulan diantara  lain:
1.      Geografis alam indonesia sangat mendukung,  karena ketersediaan lahan dengan ketinggian 400-800 meter di atas permukaan laut untuk menghasilkan murbei dan kokon yang baik.
2.      Prosuk sutera memiliki  nilai ekonomi tinggi dan banyak di gemarimasyarakat tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.
3.      Usaha persuteraan alam dapat di kelola masyarakat pedesaan secara  luas, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara cepat untuk segera mengurangi masalah kemiskinan  dan dapat mengembangkan ekonomi kerakyatan.
4.      Permintaan produk sutera baik oleh  pasar domestik maupunekspor dari tahun ke tahuncenderung meningkat seperti
Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan persuteraan alam, baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun  untuk memenuhi pasar global yang di harapkan dalam waktu  tidak terlalu lama. Usaha persuteraan alam dapat membarikan kontribusi yang berati dalam perekonomian nasional. Hal ini akan segera terwujud apabila pengembang persuteraan alam nasional dikel;ola dengan cermat dan konsepsional oleh instansi pembina dan para stakeholders.
Berdasrkan kondisi di atas, maka persuteraan alam memiliki prospek baik untuk dikembangkan di indonesi memiliki berbagai aspek diantaranya :
1.      Bernilai ekonomi tinggi
2.      Usaha budidaya dapat di lakukan oleh masyarakat pedesaan secara luas, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi kemiskinan dan menggerakanekonomi kerakyatan
3.      Permintaan produk sutera baik dalam negeri maupun luar negeri sangat banyak
4.      Perkembangan  kebutuhan benag sutera dari tahun ke tahun menigkat,yaitu 92,742 ton/tahun 2002, pada tahun 2005 menigkat menjadi 118.000 ton (27,3%). Sedangkan indonesia hanya mampu menghasilakn benang sutera rata-rata 78 ton/tahun
5.      Barang-barang jadi sutera seperti finishing silk fabrics maupun n printed), read made garment, made up goods dan bahan-bahan untuk interior dan dekorasi pasarnya cukup crah,baik untuk domestik maupun ekspor
6.      Ekspor kain sutera menunjukan peningkatan sangat signifikan , pada tahun 2000 hanya bernilai US$ 1,5, 2004 US$ *% juta atau mengalami kenaikan sebesar 566%.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar tersebut beberapa hal harus di lakukan oleh para petani maupun pengrajin benang. Petani di harapkan menghasilkan kokon dengan mutu baik karna akan mementukan kualitas benang sutera dari para perajin benang. Begitu pula benang dari pengrajin di harapkan bermutu baik indikator : kerataan benang tidak lebih 10%, warna putih,bersih,tidak berbulu,mengkilat, benang yang kuat tidak mudah putus ukuran benagn sesuai dengan kebutuhan.Ukuran yang saat ini banyak di perlukan adalah Denier 28  dan Denier 40.

Tabel 2 Harga kokon berdasarkan rendemen filamen
No
Rendemen
Perbandingan berat kokonsegar menjadi benang
Harga kokon Rp/Kg

A1
Rendemen 20,00 %
5 kg: 1 kg
33.000
A2
Rendemen 16,67 %
6 kg : 1 kg
29.000
B2
Rendemen  14,28 %
7 kg: 1 kg
25.000
B2
Rendemen  12,55 %
8 kg: 1 kg
22.000
C1
Rendemen  11,11 %
9 kg: 1 kg
20.000
C2
Rendemen 10,00 %
10 kg: 1 kg
18.000
D1
Rendemen  9,00 %
11kg: 1 kg
15.000
D2
E
Rendemen  8,30 %
Rendemen < 8.00 %
12kg: 1 kg
< 12 kg - 1 kg
14.000
5000