BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perubahan manusia sejak zaman kuno
hingga kini selalu tergantung pada lingkungan. Keperluan akan makanan
senantiasa menjadi masalah yang tidak ada putusnya. Kurang pangan seolah-olah
sudah merupakan persoalan yang akrab
dengan manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sadar atau tidak,
baik primitif atau super modern manusianya, ia
pasti memerlukan bahan makanan sebagai penyambung hidup. Namun problema
bahan pangan tak henti-hentinya mengendala,yg pada gilirinya memaksa manusia memikirkan suatu cara terbaik untuk dapat
memanfaatkan lingkungan guna mengatasi masalah tersebut. Pemikiran seperti
itu pada hakikatnya dimulai ketika fajar pertanian terbit yang diharapkan akan mampu menerangi beban
kehidupan pangan yg begitu
syarat.
Oleh karna
itu muncullah teknik budidaya
tanaman yaitu menanam
dan merawat tanaman yang
kita tanam untuk di peroleh hasilnya. Dalam teknik budidaya ini tidak
lepas dari yang namanya OPT (Organisme Penggangu Tanama), misalnya
gulma. Akibat dari gulma ini yaitu dapat mengurangi tingkat produktifitas
budidaya atau pertanian. Tetapi gulma ini tidak selalu bersifat mengganggu. Maksudnya
apabila gulma tersebut bersinggungan dengan tanaman yang kita budidaya maka
bisa dikatakan sebagai penggangu atau mempunyai peranan negatif. Tetapi apabila
gulma tersebut tumbuh bebas di hutan maka tidak dikatakan sebagai tanaman
penggangu karena tidak mengganggu tanaman yang kita budidaya, bahkan dapat
digunakan sebagai obat oleh manusia yang dapat diolah sebagai herbalium. Oleh
karena itu gulma tidak selalu berarti negative karna gulma juga mempunyai
peranan positif bagi lingkungan manusia.”Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT, sekecil apapun
bentukanya pasti bermanfaat”.
1.2
Tujuan
Secara umum makalah ini bertujuan
untuk :
1. Mengetahui pengertian dari gulma
itu sendiri
2. Mengetahui jenis-jenis gulma yang
ada
3. Mengetahui klasifikasi dari gulma
itu sendiri
4. Mengetahui peranan negatif gulma
5. Mengetahui peranan positif gulma
1.3
Manfaat
1. Mengetahui
jenis-jenis gulma sehinga dapat melakukan tindakan apabila ada di sekitar
tanamam yang di budidaya
2. Dapat mengetahui peranan dari
gulma itu sendiri
3. Untuk peran negatif kita dapat
melakukan pemberantasan terhadapnya
4. Untuk peran
positif dari gulma kita dapat memanfaatkannya ,umumnya dapat di gunakan sebagai
herbalium
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang di atas, maka mmasalah-masalah yang akan dirumuskan
meliputi :
1. Apakah pengertian gulma itu
sendiri ?
2. Bagaimanakah jenis-jenis gulma
itu sendiri ?
3. Seperti apakah klasifikasi gulma
itu ?
4. Bagaimanakah peran positif gulma
bagi lingkungan ?
5. Bagaimanakah peran negatif gulma
terhadap lingkungan ?
1.5
Batasan
masalah
Dalam pembuatan
makalah ini, penulis membatasi masalah mengenai peran positif dan negative
gulma bagi lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Gulma adalah segala tanaman yang tumbuh pada tempat yang tidak
diinginkan. Bunga mawar pun, jika tumbuh di tengah sayuran juga termasuk Gulma.
Kebanyakan Gulma adalah tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan
sejumlah besar biji dalam waktu singkat. Biasanya bijinya mudah tersebar,
misalnya bunga dandelion dengan buahnya yang bisa tersebar hanya dengan angin
kecil. Beberapa gulma akan terus menebarkan bijinya walaupun pohonnya telah
dicabut. Di atas tanah, dari gulma kebun biasa, bunga-bunganya akan membuat
setumpuk biji berambut pada timbunan kompos jika ditaruh disitu dan tidak
dihancurkan. Gulma lain seperti tumbuhan rambat bunga kuning menghasilkan
puncuk yang berakar setiap kali menyentuh tanah. Dengan ini, tanaman menjalar
dengan cepat. Ada Gulma yang seperti konvolvulus, harus diangkat sepenuhnya
dari tanah. Sisa tangkai yang tercecer akan tumbuh sebagai tanaman baru.
2.2 Jenis – jenis Gulma
Berdasarkan morfologinya gulma dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu
1. Gulma teki-tekian golongan teki termasuk
dalam familia Cyperaceae. Gulma ini memiliki daya tahan yang luar biasa
terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi
batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Gulma ini menjalankan
jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam menguasai areal
pertanian secara cepat. Ciri dari gulma ini adalah batang umumnya berbentuk
segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga.Daun tersusun
dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula).Ibu tangkai
karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak
bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka.
Contohnya Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides.
2. Gulma
rumput-rumputan Gulma golongan rumput termasuk dalam familia
Gramineae/Poaceae. Gulma ini memiliki daun yang sempit seperti teki-tekian
tetapi memiliki stolon, yang mana stolon ini di dalam tanah membentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik.Ciri lain
dari gulma ini adalah, batang bulat atau agak pipih, kebanyakan
berongga.Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua
deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah
daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata.
Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan
helaian daun. Contoh gulma rumput-rumputan adalah Imperata cyliindrica,
Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens.
3. Gulma
berdaun lebar Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan
Pteridophyta. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi
terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Ciri dari gulma ini adalah daun
lebar dengan tulang daun berbentuk jala. Contohnya Monocharia vaginalis,
Limnocharis flava, Eichornia crassipes, Amaranthus spinosus, Portulaca olerace,
Lindernia sp.
2.3 Peran Negatif Gulma
1. KERUGIAN
AKIBAT GULMA
Produksi
tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat ataupun
perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, penyakit dan
gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi, tergantung
dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian
di samping faktor lain. Di Amerika Serikat besarnya kerugian tanaman budidaya
yang disebabkan oleh penyakit 35 %, hama 33 %, gulma 28 % dan nematoda 4 % dari
kerugian total. Di negara yang sedang berkembang, kerugian karena gulma tidak
saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan duniaTanaman perkebunan
juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih muda.Apabila
pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka kemungkinan besar usaha tanaman
perkebunan itu akan rugi total. Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal
pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum
panen. Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata
cyndrica), yang dengan demikian menyebabkan kerugian yang lebih besar.
Persaingan
antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam mengambil unsur-unsur hara
dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses
fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun
kuantitas. Cramer (1975) menyebutkan kerugian berupa penurunan produksi dari
beberapa tanaman dalah sebagai berikut : padi 10,8 %; sorgum 17,8 %; jagung 13
%; tebu 15,7 %; coklat 11,9 %; kedelai 13,5 % dan kacang tanah 11,8 %. Menurut
percobaan-percobaan pemberantasan gulma pada padi terdapat penurunan oleh
persaingan gulma tersebut antara 25-50 %.
Gulma
mengkibatkan kerugian-kerugian yang antara lain disebabkan oleh :
1. Persaingan
antara tanaman utama sehingga mengurangi kemampuan berproduksi, terjadi
persaingan dalam pengambilan air, unsur-unsur hara dari tanah, cahaya dan ruang
lingkup.
2.
Pengotoran kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh
biji-biji gulma.
3.
Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun bagi
tanaman yang lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya.
4.
Gangguan kelancaran pekerjaan para petani, misalnya adanya duri-duri Amaranthus
spinosus, Mimosa spinosa di antara tanaman yang diusahakan.
5.
Perantara atau sumber penyakit atau hama pada tanaman, misalnya Lersia
hexandra dan Cynodon dactylon merupakan tumbuhan
inang hama ganjur pada padi.
6.
Gangguan kesehatan manusia, misalnya ada suatu gulma yang tepung sarinya
menyebabkan alergi.
7. Kenaikkan
ongkos-ongkos usaha pertanian, misalnya menambah tenaga dan waktu dalam
pengerjaan tanah, penyiangan, perbaikan selokan dari gulma yang menyumbat air
irigasi.
8. Gulma
air mngurangi efisiensi sistem irigasi, yang paling mengganggu dan tersebar luas
ialah eceng gondok (Eichhornia crssipes). Terjadi
pemborosan air karena penguapan dan juga mengurangi aliran air. Kehilangan air
oleh penguapan itu 7,8 kali lebih banyak dibandingkan dengan air terbuka. Di
Rawa Pening gulma air dapat menimbulkan pulau terapung yang mengganggu
penetrasi sinar matahari ke permukaan air, mengurangi zat oksigen dalam air dan
menurunkan produktivitas air.
Dalam kurun waktu yang panjang kerugian akibat
gulma dapat lebih besar daripada kerugian akibat hama atau penyakit. Di negara-negara
sedang berkembang (Indonesia, India, Filipina, Thailand) kerugian akibat gulma
sama besarnya dengan kerugian akibat hama.
2. KOMPETISI
A.
Kompetisi Gulma terhadap Tanaman
Adanya persaingan gulma dapat mengurangi
kemampuan tanaman untuk berproduksi. Persaingan atau kompetisi antara gulma dan
tanaman yang kita usahakan di dalam menyerap unsur-unsur hara dan air dari
dalam tanah, dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis,
menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas dan kuantitas.
1.
Persaingan memperebutkan hara
Setiap lahan berkapasitas tertentu didalam
mendukung pertumbuhan berbagai pertanaman atau tumbuhan yang tumbuh di
permukaannya. Jumlah bahan organik yang dapat dihasilkan oleh lahan itu tetap
walaupun kompetisi tumbuhannya berbeda; oleh karena itu jika gulma tidak
diberantas, maka sebagian hasil bahan organik dari lahan itu berupa gulma. Hal
ini berarti walaupun pemupukan dapat menaikkan daya dukung lahan, tetapi tidak
dapat mengurangi komposisi hasil tumbuhan atau dengan kata lain gangguan gulma
tetap ada dan merugikan walaupun tanah dipupuk.
Yang paling diperebutkan antara pertanaman dan
gulma adalah unsur nitrogen, dan karena nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang
banyak, maka ini lebih cepat habis terpakai. Gulma menyerap lebih banyak unsur
hara daripada pertanaman. Pada bobot kering yang sama, gulma mengandung kadar
nitrogen dua kali lebih banyak daripada jagung; fosfat 1,5 kali lebih banyak;
kalium 3,5 kali lebih banyak; kalsium 7,5 kali lebih banyak dan magnesium lebih
dari 3 kali. Dapat dikatakan bahwa gulma lebih banyak membutuhkan unsur hara
daripada tanaman yang dikelola manusia.
2.
Persaingan memperebutkan air
Sebagaimana dengan tumbuhan lainnya, gulma juga
membutuhkan banyak air untuk hidupnya. Jika ketersediaan air dalam suatu lahan
menjadi terbatas, maka persaingan air menjadi parah. Air diserap dari dalam
tanah kemudiaan sebagian besar diuapkan (transpirasi) dan hanya sekitar satu
persen saja yang dipakai untuk proses fotosintesis. Untuk tiap kilogram bahan
organik, gulma membutuhkan 330 – 1900 liter air. Kebutuhan yang besar tersebut
hampir dua kali lipat kebutuhan pertanaman. Contoh gulma Helianthus
annus membutuhkan air sebesar 2,5 kali tanaman jagung. Persaingan
memperebutkan air terjadi serius pada pertanian lahan kering atau tegalan.
3.
Persaingan memperebutkan cahaya
Apabila ketersediaan air dan hara telah cukup
dan pertumbuhan berbagai tumbuhan subur , maka faktor pembatas berikutnyaa
adalah cahaya matahari yang redup (di musim penghujan) berbagai pertanaman
berebut untuk memperoleh cahaya matahari. Tumbuhan yang berhasil bersaing
mendapatkan cahaya adalah yang tumbuh lebih dahulu, oleh karena itu tumbuhan
itu lebih tua, lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya. Tumbuhan lain yang lebih
pendek, muda dan kurang tajuknya, dinaungi oleh tumbuhannya yang terdahulu
serta pertumbuhannya akan terhambat.
Tumbuhan yang berjalur fotosintesis C4
lebih efisien menggunakan air, suhu dan sinar sehingga lebih kuat bersaing
berebut cahaya pada keadaan cuaca mendung. Oleh karena itu penting untuk
memberantas gulma dari familia Cyperaceae dan Gramineae (Poaceae) di sekitar
rumpun-rumpun padi yang berjalur C3.
4. Lama
keberadaan gulma
Semakin lama gulma tumbuh bersama dengan
tanaman pokok, semakin hebat persaingannya, pertumbuhan tanaman pokok semakin
terhambat, dan hasilnya semakin menurun. Hubungan antara lama keberadaan gulma
dan pertumbuhan atau hasil tanaman pokok merupakan suatu korelasi negatif.
Perlakuan lama keberadaan gulma 0, 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 hari setelah
tanam masing-masing memberikan bobot biji kedelai sebesar 353,37; 314,34;
271,45; 257,34; 256,64; 250,56 dan 166,22 g/petak (Erida dan Hasanuddin, 1996).
5.
Kecepatan tumbuh gulma
Semakin cepat gulma tumbuh, semakin hebat
persaingannya, pertumbuhan tanaman pokok semakin terhambat, dan hasilnya
semakin menurun.
6.
Habitus gulma
Gulma yang lebih tinggi dan lebih lebat
daunnya, serta lebih luas dan dalam sistem perakarannya memiliki kemampuan
bersaing yang lebih, sehingga akan lebih menghambat pertumbuhan dan menurunkan
hasil tanaman pokok
7. Jalur
fotosintesis gulma (C3 atau C4)
Gulma yang memiliki jalur fotosintesis C4
lebih efisien, sehingga persaingannya lebih hebat, pertumbuhan tanaman pokok
lebih terhambat, dan hasilnya semakin menurun.
8. Allelopati
Beberapa species gulma menyaingi tanaman dengan
mengeluarkan senyawa dan zat-zat beracun dari akarnya (root exudates atau
lechates) atau dari pembusukan bagian vegetatifnya. Bagi gulma yang
mengeluarkan allelopat mempunyai kemampuan bersaing yang lebih hebat sehingga
pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin menurun.
Di samping itu kemiripan gulma dengan tanaman
juga mempunyai arti penting. Masing-masing pertanaman memiliki asosiasi gulma
tertentu dan gulma yang lebih berbahaya adalah yang mirip dengan
pertanamannnya. Sebagai contoh Echinochloa crusgalli lebih mampu
bersaing terhadap padi jika dibandingkan dengan gulma lainnya.
B.
Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik
Gulma dan pertanaman yang diusahakan manusia
adalah sama-sama tumbuhan yang mempunyai kebutuhan yang serupa untuk
pertumbuhan normalnya. Kedua tumbuhan ini sama-sama membutuhkan cahaya, air,
hara gas CO2 dan gas lainnya, ruang, dan lain sebagainya. Apabila
dua tumbuhan tumbuh berdekatan, maka akan perakaran kedua tumbuhan itu akan
terjalin rapat satu sama lain dan tajuk kedua tumbuhan akan saling menaungi,
dengan akibat tumbuhan yang memiliki sistem perakaran yang lebih luas, lebih
dalam dan lebih besar volumenya serta lebih tinggi dan rimbun tajuknya akan
lebih menguasai (mendominasi) tumbuhan lainnya. Dengan demikian perbedaan sifat
dan habitus tumbuhanlah yang merupakan penyebab terjadinya persaingan antara
individu-individu dalam spesies tumbuhan yang sama (intra
spesific competition atau kompetisi intra spesifik) dan
persaingan antara individu-individu dalam spesies tumbuhan yang berbeda (inter
spesific competition atau kompetisi inter spesifik). Persaingan
gulma terhadap pertanaman disebabkan antara lain oleh karena gulma lebih tinggi
dan lebih rimbun tajuknya, serta lebih luas dan dalam sistem perakarannya,
sehingga pertanaman kalah bersaing dengan gulma tersebut.
Periode
Kritis
Dalam pertumbuhan tanaman terdapat selang waktu
tertentu dimana tanaman sangat peka terhadap persaingan gulma. Keberadaan atau
munculnya gulma pada periode waktu tersebut dengan kepadatan tertentu yaitu
tingkat ambang kritis akan menyebabkan penurunan hasil secara nyata. Periode
waktu dimana tanaman peka terhadap persaingan dengan gulma dikenal sebagai
periode kritis tanaman. Periode kritis adalah periode maksimum dimana setelah
periode tersebut dilalui maka keberadaan gulma selanjutnya tidak terpengaruh
terhadap hasil akhir. Dalam periode kritis, adanya gulma yang tumbuh di sekitar
tanaman harus dikendalikan agar tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan hasil akhir tanaman tersebut.
Periode kritis adalah periode dimana tanaman
pokok sangat peka atau sensitif terhadap persaingan gulma, sehingga pada
periode tersebut perlu dilakukan pengendalian, dan jika tidak dilakukan maka
hasil tanaman pokok akan menurun. Pada umumnya persaingan gulma terhadap
pertanaman terjadi dan terparah pada saat 25 – 33 % pertama pada siklus
hidupnya atau ¼ – 1/3 pertama dari umur pertanaman.
Persaingan gulma pada awal pertumbuhan tanaman akan mengurangi kuantitas hasil
panenan, sedangkan gangguan persaingan gulma menjelang panen berpengaruh lebih
besar terhadap kualitas hasil panenan. Waktu pemunculan (emergence) gulma
terhadap pertanaman merupakan faktor penting di dalam persaingan. Gulma yang
muncul atau berkecambah lebih dahulu atau bersamaan dengan tanaman yang
dikelola, berakibat besar terhadap pertumbuhan dan hasil panenan. Sedangkan
gulma yang berkecambah (2-4 minggu) setelah pemunculan pertanaman sedikit
pengaruhnya.
Dengan diketahuinya periode kritis suatu
tanaman, maka saat penyiangan yang tepat menjadi tertentu. Penyiangan atau
pengendalian yang dilakukan pada saat periode kritis mempunyai beberapa
keuntungan. Misalnya frekuensi pengendalian menjadi berkurang karena terbatas di
antara periode kritis tersebut dan tidak harus dalam seluruh siklus hidupnya.
Dengan demikian biaya, tenaga dan waktu dapat ditekan sekecil mungkin dan
efektifitas kerja menjadi meningkat.
Gulma
dan pertanaman adalah sama-sama tumbuhan yang mempunyai kebutuhan serupa untuk
pertumbuhan normalnya. Perbedaan sifat dan habitus tumbuhan merupakan penyebab
terjadinya kompetisi intra spesifik dan kompetisi inter spesifik.
Dalam pertumbuhan tanaman terdapat selang waktu
tertentu di mana tanaman sangat peka atau sensitif terhadap persaingan gulma,
sehingga pada periode tersebut perlu dilakukan pengendalian, dan jika tidak
maka hasil tanaman akan menurun. Pada umumnya periode kritis terjadi pada saat
25 – 33 % pertama pada siklus hidupnya atau pada saat ¼ – 1/3
pertama dari umur pertanaman. Dengan diketahui periode kritis suatu tanaman
maka saat penyiangan yang tepat menjadi tertentu. Penyiangan gulma dilakukan
pada saat periode kritis.
3.
ALLELOPATI
Tumbuh-tumbuhan juga dapat bersaing antar
sesamanya secara interaksi biokimiawi, yaitu salah satu tumbuhan mengeluarkan
senyawa beracun ke lingkungan sekitarnya dan dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan tumbuhan yang ada di dekatnya. Interaksi biokimiawi antara gulma
dan pertanamanan antara lain menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah
jadi abnormal, pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel
akar dan lain sebagainya.
Beberapa species gulma menyaingi pertanaman
dengan mengeluarkan senyawa beracun dari akarnya (root exudates atau lechates)
atau dari pembusukan bagian vegetatifnya. Persaingan yang timbul akibat
dikeluarkannya zat yang meracuni tumbuhan lain disebut alelopati
dan zat kimianya disebut alelopat. Umumnya senyawa yang
dikeluarkan adalah dari golongan fenol.
Tidak
semua gulma mengeluarkan senyawa beracun. Spesies gulma yang diketahui
mengeluarkan senyawa racun adalah alang-alang (Imperata cylinarica), grinting (Cynodon
dactylon), teki (Cyperus rotundus), Agropyron
intermedium, Salvia lenocophyela dan lain-lain.
2. Gulma
Yang Berpotensi Alelopati
Alelopati dapat meningkatkan agresivitas gulma
di dalam hubungan interaksi antara gulma dan tanaman melalui eksudat yang
dikeluarkannya, yang tercuci, yang teruapkan, atau melalui hasil pembusukan
bagian-bagian organnya yang telah mati.
Beberapa jenis gulma yang telah diketahui
mempunyai potensi mengeluarkan senyawa alelopati dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Jenis
gulma yang mempunyai aktivitas alelopati
Jenis gulma
|
Jenis tanaman pertanian yang peka
|
Abutilon theoprasti
|
beberapa jenis
|
Agropyron repens
|
berbagai jenis
|
Agrostemma githago
|
Gandum
|
Allium vineale
|
Oat
|
Amaranthus spinosus
|
Kopi
|
Ambrosia artemisifolia
|
berbagai jenis
|
A. trifida
|
kacang pea, gandum
|
Artemisia vulgaris
|
Mentimun
|
Asclepias syriaca
|
Sorgum
|
Avena fatua
|
berbagai jenis
|
Celosia argentea
|
Bajra
|
Chenopodium album
|
mentimun, oat, jagung
|
Cynodon dactylon
|
Kopi
|
Cyperus esculentus
|
Jagung
|
C. rotundus
|
sorgum, kedelai
|
Euporbia esula
|
kacang pea, gandum
|
Holcus mollis
|
Barli
|
Imperata cylindrica
|
berbagai jenis
|
Poa spp.
|
Tomat
|
Polygonum persicaria
|
Kentang
|
Rumex crisparus
|
jagung, sorgum
|
Setaria faberii
|
Jagung
|
Stellaria media
|
Barli
|
(Sumber
: Putnam, 1995)
Telah banyak bukti yang dikumpulkan menunjukkan
bahwa beberapa jenis gulma menahun yang sangat agresif termasuk Agropyron
repens, Cirsium arvense, Sorgum halepense, Cyperus rotundus dan Imperata
cylindrica mempunyai pengaruh alelopati, khususnya melalui senyawa
beracun yang dikeluarkan dari bagian-bagian yang organnya telah mati.
Telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa
senyawa alelopati dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Laporan yang paling
awal diketahui mengenai hal ini ialah bahwa pada tanah-tanah bekas
ditumbuhi Agropyron repens, pertumbuhan
gandum, oat, alfalfa, dan barli sangat terhambat.
Alang-alang menghambat pertumbuhan tanaman
jagung dan ini telah dibuktikan dengan menggunakan percobaan pot-pot bertingkat
di rumah kaca di Bogor. Mengingat unsur hara, air dan cahaya bukan merupakan
pembatas utama, maka diduga bahwa alang-alang merupakan senyawa beracun yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan jagung. Tumbuhan yang telah mati dan sisa-sisa
tumbuhan yang dibenamkan ke dalam tanah juga dapat menghambat pertumbuhan
jagung. Lamid dkk. (1994) memperlihatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
ekstraks organ tubuh alang-alang, semakin besar pengaruh negatifnya terhadap
pertumbuhan kecambah padi gogo.
Penelitian semacam ini juga telah banyak
dilakukan misalnya pada teki (Cyperus rotundus). Pengaruh teki
terhadap pertumbuhan jagung, kedelai dan kacang tanah juga telah dipelajari
dengan metode tidak langsung. Ekstrak umbi dari teki dalam berbagai konsentrasi
telah digunakan dalam percobaan. Sutarto (1990) memperlihatkan bahwa tekanan
ekstrak teki segar 200 dan 300 g/250 ml air menyebabkan pertumbuhan tanaman
kacang tanah menjadi kerdil dan kurus, serta potensi hasilnya menurun.
Kuantitas dan kualitas senyawa alelopati yang
dikeluarkan oleh gulma dipengaruhi oleh kerapatan gulma, macam gulma, saat
kemunculan gulma, lama keberadaan gulma, habitus gulma, kecepatan tumbuh gulma
dan jalur fotosintesis gulma (C3 atau C4).
Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi
alelopati dapat ditemukan di semua jaringan tumbuhan termasuk daun, batang,
akar rizoma, umbi, bunga, buah dan biji. Senyawa-senyawa alelopati dapat
dilepaskan dari jaringan-jaringan tumbuhan dalam berbagai cara termasuk melalui
penguapan, eksudat akar, pencucian dan pembusukan organ tumbuhan. Beberapa
gulma yang berpotensi alelopati baik yang masih hidup atau yang sudah mati
sama-sama dapat melepaskan senyawa alelopati melalui organ yang berada dia atas
tanah maupun yang di bawah tanah.
Beberapa jenis gulma yang berpotensi
mengeluarkan senyawa alelopati ialah Abutilon theoprasti, Agropyron repens,
Agrostemma githago, Allium vineale, Amaranthus spinosus, Ambrosia
artemisifolia, A. trifidia, Artemisia vulgaris, Asclepias syriaca, Avena fatua,
Celosia argentea, Chenopodium album, Cynodon dactylon, Cyperus esculentus, C.
rotundus, Euphorbia esula, Holcus mollis, Imperata cylindrica, Poa spp.
,Polygonum
persicaria, Rumex crispus, Setaria faberii, Stellaria media.
Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan
hara, pembelahan sel-sel akar, pertumbuhan tanaman, fotosintesis, respirasi,
sitesis protein, menurunkan daya permeabilitas membran sel dan menghambat
aktivitas enzim.
Alelopati menghambat pertumbuhan tanaman. Agropyron
repensmenghambat pertumbuhan gandum, oat, alfalfa dan barli.
Alang-alang dan teki baik yang masih hidup maupun yang sudah mati menghambat
pertumbuhan dan menurunkan hasil tanaman budidaya.
2.4 Peran Positif Gulma bagi Lingkungan
Gulma juga
mempunyai pengaruh positif dalam lingkungan yaitu bermanfaat untuk:
Ø Melindunngi tanah dari erosi
Imperata cylindrica, paspalum, conjugatan, axonopus
Gulma – gulma tersebut menjalar pada perakaran tanah sehingga dapat menahan air sehingga tidak
terjadi erosi.
Ø Menyuburkan tanah
Ø Gulma yang dapat menyuburkan tanah yaitu Centrocema pubescens,
Rureuria Javanica.
Ø Sebagai Inang Pengganti
Gulma juga dapat berpperan sebagai predator serangga hama atau
pathogen
Ø Sebagai Musuh Alami
Contoh gulma sebagai musuh alami yaitu Cytrohynus lividevenis,
Diadema Ecerophaga
Ø Sebagai Trop Crop
Gulma yang berfungsi sebagai Trop Crop yaitu Tripascum laxum pada
teh, Platylenchus Titonia Diversipolia
Ø Sebagai Tanaman Penghalang
Contohnya Tagetes patula, Meloidgyne Hapla.
Ø Sebagai Herbalium
1. Meniran
(Phylanthus urinaria, Linn.)
Meniran
mengandung filantin, hipofilantin, kalium, damar dan tannin. Filantin dan
hipofilantin berkhasiat melindungi sel hati dan zat toksik (hepatoprotektor). Meniran
berkhasiat membersihkan hati/ sakit kuning (liver),ayan, pereda demam, peluruh
kencing, peluruh dahak, peluruh haid,disentri, mengobati jerawat dan menambah
nafsu makan.
2. Rumput Teki
( Cyperus rotundus )
Sebuah situs kesehatan menyebutkan,
penelitian di Cina menemukan bahwa secara tunggai maupun kombinasi, 6-9 gram
rimpang teki bisa membantu meringankan ketidakteraturan siklus haid serta meringankan
sindrom pramenstruasi (PMS). Rimpang teki juga sering dipakai untuk
meningkatkan nafsu makan, meredakan demam, dan meringankan penyakit hati. Di
India digunakan sebagai produk perawatan rambut dan kulit. Kandungan minyak
atsirinya digunakan sebagai parfum.
3. Bandotan
(Ageratum conyzoides)
Khasiat
Bandotan :
3.antitoksik,
4.menghila
4.menghila
5.menghentikan
perdarahan (hemostatis)
6.peluruh
haid (emenagog)
7.peluruh
kencing (diuretik)
4. Patikan Kebo
( Euphorbia hirta )
tanaman
ini dapat mengobati disentri, melancarkan kencing, mengobati asbes paru,
bronchitis kronis, asbes payudara, typus abdomenalis, radang ginjal, radang
tenggorokan, astma, dan radang kelenjar susu atau payudara bengkak.
tanaman ini
dapat mengobati disentri, melancarkan kencing, mengobati asbes paru, bronchitis
kronis, asbes payudara, typus abdomenalis, radang ginjal, radang tenggorokan,
astma, dan radang kelenjar susu atau payudara bengkak.
Sifat dari Putri Malu atau Mimosa Pudica yang
pemalu ternyata mempunyai beberapa manfaat dan Khasiat untuk kesehatan, seperti
: peluruh dahak, anti batuk, penurun panas anti radang, peluruh air seni,
mengobati gangguan/sulit tidur (insomnia).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa tidak semua
gulma merugikan manusia .Sesuai dengan firman Allah “ Bahwa segala apapun yang
diciptakan Allah ,sekecil apapun memiliki mamfaat “. Begitu juga dengan gulma
yang semula di kenal hanya merugikan ternyata setelah diteliti gulma juga
bermamfaat seperti Bandotan (Ageratum Canyzaides) yang dapat di gunakan
mengobati luka,mengobati mimisan,dsb. Meniran yang dapat di gunakan untuk
mengobati liver+nafsu makan,mengobati jerawat,peluru haid,dsb. Serta m,asih
banyak lagi gulma yang bermanfaat lainya.
3.2 Saran
1. Dapat memberantas/mengendalikan gulma yang memppunyai pengaruh
negative denganCara yang baik
2. Dapat memannfaatkan gulma yang mempunyai pengaruh positif sesuai
khasiatnya secara Herbalium
mana daftar pustakanya?
BalasHapusMana daftar pustaka nya ?
BalasHapus